oleh : ef saefudin kamil
Malam beranjak larut ketika kisah pengorbanan cinta terus mengalir dari bibir sahabatku ini. Kisah ini pernah aku alami, dan mungkin sebagian banyak orang pernah berada di episode ini. Bagaimana sebuah pengorbanan, kerja keras dan harapan memiliki cinta menjadi sesuatu yang membuat kita sadar. Sadar dengan sepenuh hati, bahwa cinta adalah mutlak milik Yang Maha Cinta. Hanya Dia yang tahu persis bagaimana cinta membutuhkan cinta, dan tahu persis kapan cinta melebur menjadi senyawa dalam ruang dan waktu.
Malam beranjak larut ketika kisah pengorbanan cinta terus mengalir dari bibir sahabatku ini. Kisah ini pernah aku alami, dan mungkin sebagian banyak orang pernah berada di episode ini. Bagaimana sebuah pengorbanan, kerja keras dan harapan memiliki cinta menjadi sesuatu yang membuat kita sadar. Sadar dengan sepenuh hati, bahwa cinta adalah mutlak milik Yang Maha Cinta. Hanya Dia yang tahu persis bagaimana cinta membutuhkan cinta, dan tahu persis kapan cinta melebur menjadi senyawa dalam ruang dan waktu.
Manusia memang pongah dengan rasa yang menggenggam hatinya. Kita
melupakan bahwa ada sutradara yang mengatur skenario cinta. Dengan
jumawanya kita meng-ikrarkan bahwa inilah cintaku, inilah jodohku. Kita bahkan
telah menghabiskan waktu dengan berkorban tanpa logika, bahkan tidak jarang
harga diri tergadai dengan sangat rendah. Hati kita tertutup kabut asa, asa
yang terlalu liar melebihi titah-Nya. Merasa telah menemukan separuh jiwa, kita
berpaling dari sinyal malaikat yang membawa pesan Sang Maha Raja.
Bagaimanapun juga manusia tetaplah manusia. Makhluk yang terlalu kecil
dimata Sang Pencipta. Kekuatan kita berada dalam genggaman kekuasaan-Nya. Kita
hanya pemimpi tanpa punya hak untuk meng-eksekusi. Jika sabda cinta-Nya
berlaku, maka berlakulah sesuai sabda-Nya. Dan kita akan menemukan bahwa Alloh
memahami hati kita.
Pemahaman ini harus kita bayar
dengan air mata, kecewa dan rasa sakit yang sangat dalam. Tapi, percayalah
setelah itu kita akan tersenyum serta bibir tidak akan pernah berhenti memuji
kebaikan-Nya.
Percakapan dengan sahabatku ini
ditutup dengan kalimat : “Alloh memang
baik, bahkan kebaikan-Nya pun menjamah manusia-manusia yang merasa lebih tahu
dari-Nya. Hingga pada akhirnya kita harus sadar, bahwa manusia hanyalah
tempatnya berjuang,
sementara hasil adalah murni hak prerogatif Alloh. Karena Dia yang tahu persis
cinta mana yang terbaik untuk perbaikan kebaikan kehidupan kita, bukan sekedar
dunia tapi juga untuk puncak keindahan sebagai pengantin surga. Oleh karena itu
yang perlu dilakukan manusia adalah tetap bertanya pada Yang Maha Tahu. Cepat
atau lambat Dia akan menjawabnya, pasti menjawabnya. Penuhi hati dengan
cinta-Nya, hanya itulah cara yang membuat kita bisa melihat hakikat cinta
sesungguhnya.
Selamat berjuang mencari cinta
untuk dipersunting, tetaplah menempatkan porsi harapan sewajarnya, agar tidak
ada hantaman kekecewaan. Yakini dalam
hati, bahwa hanya Alloh yang paling tahu pasangan terbaik untuk kita, bukan
sekedar keinginan kita...
(Ciamis, 12 Desember 2014)
No comments:
Post a Comment