Tulislah Cinta di Hatinya

oleh : ef saefudin kamil

Malam seharusnya menjadi selimutmu, menidurkan lelah dalam rehat yang indah. Namun itu tidak terjadi untukmu, engkau terjaga dan hanya sekejap terlelap. Semuanya terjadi dalam kurun waktu yang panjang. Matamu sayu tertumpuk kantuk, namun tiada lemah tanganmu mengurusi lembutnya kulit bayimu. Sepanjang malam, mengganti popoknya yang basah atau kotor, menaburkan bedak dan minyak penghangat badannya, memberinya makan dan minum dengan anugerah ASI yang Alloh berikan. Sungguh sebagian besar waktu istirahatmu dirampas oleh cinta, cinta pada amanah Alloh yang mengukir warna indah.

Begitulah istriku yang sudah melahirkan dua jagoan, dan begitu pula semua ibu menjalani episodenya. Sungguh tanpa pamrih kalian melepaskan tenaga, waktu bahkan nyawa untuk nafas anak-anakmu.

Maka coretan hikmahnya adalah sudahkah sekarang kita (yang juga seorang anak) pada ibu-ibu kita; mengulurkan tangan lembut menyentuh kulit mereka, melantunkan bahasa santun didepan raganya, merelakan waktu, tenaga, harta dan nyawa untuk tetap melihatnya tersenyum. Kalau belum, maka kapan? Bukankah jam terus berdetak meraih titik akhir. Kalau mereka sudah tidak ada, sungguh sesal bukan solusi.

Anak-anakku, bahagiakan bunda…!! Pesan ini simpel, tapi ayah yakin makna dan realitanya sangat luas. Karena kebahagiaan bukan sekedar senyum, bukan sekedar sehat bahkan bukan juga sekedar materi… tapi tutur dan lakumu yang menulis cinta di hati bunda adalah lebih dari sekedar apapun
Wajib Selalu ada untu bunda kalian, kalaupun terpisah secara raga tetap kalian hadirkan bunda dalam do’a. Karena do’a itulah yang mendekatkan kalian dengan bunda dan dengan Alloh Yang Maha Dekat.

(Ciamis, 1 Februari 2015)

No comments:

Post a Comment